PDM Kota Surabaya - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Surabaya
.: Home > Artikel

Homepage

Workshop Literasi Digital PCM Ngagel Surabaya

.: Home > Artikel > PDM
05 Februari 2018 16:35 WIB
Dibaca: 2246
Penulis : Debby Pratiwi

 

 

Sabtu, 3 Februari 2018 lalu menjadi hari yang bersejarah bagi para penggiat literasi di Kota Surabaya, lebih tepatnya para kader muda Muhammadiyah yang berkomitmen untuk menularkan virus literasinya. Majelis Pustaka dan Informasi PCM Ngagel menggelar agenda perdana di tahun 2018 yaitu Workshop Literasi Digital yang diselenggarakan di The Millenium Building SD Muhammadiyah 4 Pucang dan di Laboratorium Komputer SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.

 

Kegiatan ini diinisiasi oleh Bapak Rizal Hermawan MPI PCM Ngagel yang dimaksudkan untuk mengumpulkan komunitas-komunitas penggerak literasi yang digerakkan oleh kader Muhammadiyah di Kota Surabaya. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari KOPDARNAS Penggiat Literasi yang diselenggarakan di Surakarta awal Desember tahun 2017 kemarin oleh MPI PP Muhammadiyah. Mengingat banyak komunitas literasi di Surabaya yang belum dijangkau oleh MPI.

 

Pada Workshop Literasi Digital ini peserta berjumlah sekitar 33 orang yang terdiri dari IMM, Urban Care Community (UCC), Lorong Baca Allende, Sahabat Literasi FAI UMSurabaya (SERASI), dan pengelola perpustakaan dari sekolah kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya. Peserta dimanja dalam ruangan The Millenium Building lantai empat yang berAC lumayan lumayan dingin di tengah panasnya Kota Surabaya serta dihadirkan Pemateri dari MPI PP Muhammadiyah secara langsung yang berkolaborasi dengan Ketua MPI PCM Ngagel.

 

Pemateri pertama adalah Bapak David Efendi selaku MPI PP Muhamamdiyah sekaligus Koordinator Serikat Taman Pustaka. Sebelum pemateri pertama menyampaikan materinya dipandu dan dibuka terlebih dulu oleh moderator Ibu Novita dengan sebuah kalimat pembuka yang mencerahkan, tentunya adalah mengenai pemahaman tentang literasi. Menurutnya literasi bukan hanya sebatas tentang aktivitas membaca dan menulis akan tetapi, literasi adalah knowing and understanding atau mengetahui dan memahami. Setelah kalimat pembuka tersebut moderator membacakan biodata singkat pemateri pertama sebelum kemudian mempersilahkan pemateri untuk menyampaikan materinya.

 

Materi pertama Workshop Digital Literasi diawali dengan sebuah kuis sebagai prasyarat mengikuti Workshop tersebut, begitu tutur pemateri. Dimulai dari pertanyaan-pertanyaan singkat mengenai buku yang dibaca dalam setahun terakhir, situs web yang biasa diakses, hingga kredibilitas situs web yang layak untuk diakses dan penyebab hoax serta cara menangkal hoax. Saat ini memang marak sekali berita hoax di jagat online yang disebarkan oleh beberapa orang di berbagai media sosial. Begitu ada tulisan “sebarkan”, maka banyak orang beramai-ramai membagikan berita tanpa dicek terlebih dulu kebenaran berita tersebut. Background pengetahuan yang kurang dan verifikasi data adalah penyebab utamanya.

 

Salah satu cara menangkal berita hoax tersebut menurut pemateri adalah dengan meningkatkan kesadaran akan budaya literasi. Pemateri juga menjelaskan penjabaran materi literasi digital dengan sangat panjang yang diselingi guyonan. Literasi digital adalah bagaimana mewarnai alat-alat digital (jejaring sosial, media sosial, dll) dengan lebih banyak memberikan informasi bukan hanya hiburan semata karena gerakan literasi itu bukan menghibur semata namun, tujuan utamanya adalah mempersenjatai manusia dengan pengetahuan dan  pemahaman.

 

Aktivitas literasi yang dilakukan oleh komunitas literasi maupun penggiat literasi lainnya merupakan sebuah kerja sosial, lanjutnya. Salah satu kegiatan literasi yang dilakukan oleh komunitas literasi adalah membuka taman bacaan untuk masyarakat umum. Keberadaan taman bacaan sangat bermanfaat sekali untuk mengantarkan buku-buku mengantarkan orang tua asuhnya karena di Indonesia 1 buku diantri oleh 15.000 orang. Sehingga dengan adanya taman baca yang digelar oleh para penggiat literasi dapat membantu masyarakat.

 

Dengan literasi digital diharapkan para pengguna media sosial bukan hanya menjadi konsumen yang mengakses informas-informasi saja akan tetapi, diharapkan mampu menjadi produsen informasi yang lebh banyak menyediakan informasi untuk para pengguna sosial media. Di akhir penyampaian materi ditutup dengan sebuah kalimat pencerah bahwa dunia digital hanya firoh dari aktivitas nyata mengingat di era digital ini terkadang seseorang terlihat sedang melakukan aktivitas sosial padahal pada kenyataannya hanya sebagai pencitraan semata. Dunia digital bisa dimanfaatkan untuk syiar dan dakwah. Sesi materi pertama tersebut berlangsung hampir dua jam yang diakhiri dengan sesi tanya jawab oleh peserta kepada pemateri.

 

Setelah materi pertama berakhir dilanjutkan dengan Ishoma (Istirahat, sholat, makan) dengan hidangan ayam geprek yang sangat nikmat. Acara Workshop Literasi Digital kemudian dipindah di Laboratorium Komputer SMA Muhammadiyah 2 Surabaya dengan pemateri kedua Bapak Mustofa selaku MPI PCM Ngagel.

 

Di laboratorium komputer yang bersih, nyaman, lengkap dengan WiFi masing-masing peserta duduk menghadap ke komputer yang telah tersambung dengan WiFi sehingga sambil menyimak materi peserta bisa browsing sesukanya. Pemateri kedua menyampaikan materi literasi digital dengan beberapa sub pembahasan salah satunya adalah dampak negatif dan postif dunia digital dan tips materi. Sebuah materi yang tidak kalah menarik dengan materi pertama.

 

Menurutnya, dunia digital memiliki dampak negatif seperti: menjauhkan yang dekat, mengikis kepedulian, digunakan sebagai selfie, wefie, groupfie, menjadi alasan masuk penjara, hilangnya empati, menjadi tukang update, perang media sosial, maraknya cyberbullying, serta ancaman pornografi. Pak Mustofa mencontohkan salah satu fenomena digital saat ini adalah saat diadakan sebuah reuni setelah beberapa tahun tidak berjumpa sebagian besar orang hanya sibuk selfie dan bermain gadget masing-masing sehingga interaksi sosial hampir tidak ada. Dunia digital juga dapat menejrumuskan seseorang ke dalam penjara misalnya para pelaku cyberbullying, pornografi, dan para penyebar konten-konten video yang sengaja diedit untuk menjatuhkan seseorang.

 

Namun, di sisi lain ada pula dampak positif adanya alat-alat digital, yakni: dapat mengembangkan kreatifitas yang menghasilkan atau sebagai peluang usaha, membangun relasi dan komunitas melalui sosial media, dan saling berbagi pengetahuan kepada sesama pengguna sosmed. Sehingga dalam penggunaan alat-alat digital sudah semestinya digunakan dengan bijak sebagaimana fungsinya.

 

Di penghujung materi pemateri menyampaikan beberapa tips menulis khusunya menulis di media sosial. Pemateri juga memberikan motivasi kepada para peserta agar giat menulis meskipun hanya sekata dua kata dalam sehari, pemateri juga menambahkan cerita pengalamannya belajar menulis. Pemateri mengantisipasi mengenai etika bersosial media karena karakter yang ditampilkan dalam sosial media mencerminkan karakter kita bahkan, di USA media sosial digunakan sebagai alat melamar kerja. Jika apa yang dibagikan di sosial media baik maka baik pula karakternya. Di akhir sekali penyampaian materi, pemateri memberikan fasilitas berupa web bagi para peserta yang mau menulis maupun sedang belajar menulis.

 

 

Workshop Literasi Digital diakhiri dengan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan pemilihan koordinator taman pustaka surabaya, koordinator taman baca masjid Muhammadiyah, dan koordinator perpustakaan jalanan. Kemudian untuk aktivitas tindak lanjutnya adalah mengadakaan taman baca keliling mulai dari taman baca masjid maupun perpustakaan jalanan di beberapa titik car free day dan membuat tulisan secara kontinu di beberapa web yang ditawarkan oleh Pak Mus, seperti: mikiropo.com, almaun.id, eduaksi.id.

 

Kegiatan workshop literasi digital yang diselenggarakan oleh MPI PCM Ngagel ini dalam kurun waktu kurang dari delapan jam ini sangat menarik dan menggairahkan kembali semangat para kader muda Muhammadiyah yang berperan sebagai penggiat dan penggerak literasi. Sebuah paket pengetahuan beserta ghirah dalam berliterasi untuk menyongsong kebangkitan Taman Pustaka Muhammadiyah.

 

 

Debby Pratiwi, Pegiat Literasi Lorong Baca Allende, aktifis PK IMM Allende, Psikologi UMSurabaya.

 

Perpustakaan Dauzan (Dauzan Library) SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya.

Dauzan Farook (1925-2007) adalah sosok pejuang veteran perang,

salah seorang pemanggul tandu dalam perang gerilya yang dipimpin

Panglima Besar Jenderal Soedirman, yang kemudian melanjutkan

perjuangannya dalam dunia literasi di kampungnya Kauman Yogyakarta,

dengan menyelenggarakan Perpustakaan Mabulir (Majalah, Buku, Keliling Bergilir).


Tags: WorkshopLiterasiDigital , MPIPCMNgagel , SDMuhammadiyah4Pucang , SMAMuhammadiyah2Surabaya , DauzanLibrary , PerpustakaanDauzan

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website