CMM BEDAH TANTANGAN DAKWAH
Dibaca: 2572
Banyak yang berkata bahwa dunia ini telah rusak parah dan tinggal menunggu kehancurannya, atau ‘kiamat sudah dekat’. Umat manusia semakin jauh dari agama, lebih-lebih lagi pihak-pihak yang memusuhi agama semakin tak terbendung lagi.
Untuk itu Corps Muballigh Muhammadiyah (CMM) yang berada di bawah Majelis Tabligh PDM Surabaya pada hari Ahad tanggal 14 April 2013 menyelenggarakan Sarasehan dan Diskusi Problematika Dakwah dan Solusinya di Gedung Dakwah Muhammadiyah Surabaya. Acara tersbut dimaksudkan untuk membedah problematika dakwah yang banyak dihadapi dihadapi oleh para da’i dan solusi pemecahannya.
Dalam sarasehan tersebut dikupas tentang tantangan yang dihadapi oleh umat Islam di tingkat internasional, regional dan lokal. Umat Islam yang merupakan mayoritas di nusantara ini dan nomer dua di dunia mengalami gempuran yang maha dahsyat. Berbagai upaya dilakukan oleh kaum kafir guna menggerogoti iman umat Islam. Salah satunya adalah penyebaran pikiran-pikiran untuk ragu terhadap Islam (tasyqiq). Tidak hanya itu, kini semakin nyata upaya-upaya pengaburan terhadap Islam (tasywih), ditambah adanya paham pluralisasi agama (ta’adudiyah), sinkritisme (tasybih) dan westernisasi (taghrib).
Lalu bagaimana tantangan dak-wah Muhammadiyah? Pada tataran eks-ternal problem dakwah yang dihadapi ada-lah: Nativisme, Hedonisme, dan Pemurta-dan oleh kaum misionaris. Sedangkan pada tataran internal adalah semakin banyaknya kelompok Muslim, seperti : Jamaah Islam Liberal (JIL); Ikatan Jamaah Ahlul Bait (IJABI); Kelompok semi inklusif seperti Majelis Tafsir Al Quran (MTA) dan PKS; Kelompok Semi eksklusif seperti Hizbut Tahrir (HTI), Hidayatullah; Kelompok Eksklusif seperti LDII, FPI, Majelis Muslimin Indonesia (MMI), dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT); Kelompok radikal yang menggunakan kekerasan dan Kelompok yang menyimpang iman kenabian. Pada tataran internal ini harus terus dibangun komunikasi dakwah yang efektif agar tidak terjadi benturan antar sesama muslim.
Untuk itu diperlukan solusi terha-dap permasalahan diatas dengan memeta-kan obyek dakwah yang meliputi : Kelom-pok Umur (balita, anak, remaja, pemuda, dewasa, manula), Gender (laki-laki, perem-puan), Pekerjaan/profesi, Strata Sosial Eko-nomi (miskin, sedang, kaya) dan Kawasan (khususnya terpencil). Selanjutnya menen-tukan kegiatan dakwah yang sesuai, seper-ti pengajian dengan topik yang cocok de-ngan obyek dakwah dan kegiatan layanan pendidikan, sosial, kesehatan dan ekonomi sesuai dengan kondisi masyarakat.
Yang tidak kalah penting adalah operator, yaitu siapa yang menjadi pelak-sananya, bisa Muballigh, Da’i, Ustadz, Ma-jelis Tabligh atau Takmir Masjid. Mereka inilah yang akan memainkan peran dak-wah sebagai ujung tombak di masyarakat. Karena itu keberadaan para operator itu harus didukung dan diperkuat dengan sarana dakwah yang memadai. (Adit-RED).
Tags:
Arsip Berita